Memahami Aqidah DAN KeIkhlasan Dalam Perjuangan Atjeh Meurdehka

MEMAHAMI AQIDAH DAN KEIKHLASAN PERJUANGAN ACEH MERDEKA

Bismillahirrahmanirrahim,

Usaha untuk memerdekakan Aceh adalah dengan berbagai cara, ini yang wajib dipikirkan oleh Bangsa Aceh yang beriman. Yang paling penting Iman dan ibadah wajiblah yang utama. Jangan kita berangan-berangan saja mau Merdeka tetapi kita jauh dari Allah serta kita lalai dan jahil tidak menjaga aqidah. Juga jangan jadi orang yang sesat dalam berkata-kata Misalnya tahun depan wajib Merdeka! Dia sangka berjuang untuk Merdeka itu macam jual mie caluek.

Para Asy-Syahid seperti Teungku Abdullah Syafie, Teungku Ishak Daud, Teungku Ilyas Leubei, Teungku Dr Zubir Mahmud; dan beribu para syuhada Aceh telah pun pergi sebelum Aceh mencapai kemerdekaan. Kini giliran kita pula, mungkin kita juga in shaa Allah Syahid sebelum penjajah indon jawakarta nkri dan pengkhianat pengikutnya belum bisa lagi kita usir dari bumi Aceh.

Dalam perkara menjaga aqidah, kita kaji kembali bagaimana Khalid Ibnu Walid diistirahatkan dari menjadi Panglima Perang Islam pada masa itu. Sebagai ahli dalam peperangan, beliau tidak pernah kalah dalam berperang, baik beliau sebelum masuk Islam maupun setelah masuk Islam!

Pelajaran aqidah dan keikhlasan karena iman seorang mukmin dapat kita ambil dan cerna dari peristiwa ini. Pada masa itu ramai kaum muslimin telah sangat yakin bahwa Khalid Ibnu Walid lah yang menyebabkan kemenangan kepada setiap peperangan ummat Islam dengan kaum musrikin.

Amirulmukminin, Saidina Umar al Farug, sangat menyayangi dan menghormati kemuliaan Khalid Ibnu Walid r.a. Beliau diberhentikan sebagai Panglima Perang besar Islam, supaya rakyat semua sedar bahwa segalanya datang dari Allah SWT termasuk kemenangan dalam perang, jadi bukan karena Panglima Perang yang terkenal.

Begitu pula bahwa keikhlasan untuk membela agama Allah, bukan atas dasar kita diberi jabatan atau uang. Khalid Ibnu Walid r.a walaupun telah diberhentikan dia terus menyertai pasukan peperangan pada masa itu.

Jadi kita bangsa Aceh wajib menghayati sifat perjuangan kita dalam menentang dan mengusir jawakarta nkri penjajah dan pengikutnya.

Jangan kita jahil dalam soal aqidah dan jangan pula kita berjuang hanya demi pangkat, harta dan wanita seperti yang sedang dan telah kita saksikan selama ini di Aceh. Atau kita jadi orang yang putus asa dan kecewa karena belum Merdeka, seterusnya kita mengejek atau menghina mereka yang terus bersemangat untuk memerangi kezaliman dan penceroboh serta pengkhianat di bumi Aceh.

Merdeka tetap cita-cita kita, in shaa Allah.Amien.
Wassalam

Neususoen Uleh : Abu Musafir  Berkelana